
Joseph in Egypt
By Storybird

22 Jun, 2023

Suatu hari, ada seorang anak bernama Yusuf yang tinggal bersama kedua belas saudara lelakinya dan kedua orang tuanya. Yusuf adalah anak kesayangan ayahnya, Yakub.

Karena Yusuf adalah anak kesayangan ayahnya, ia diberi jubah indah berwarna-warni. Hal ini membuat saudara-saudara lelakinya menjadi iri dan cemburu. Mereka merasa tidak adil karena Yusuf mendapatkan perhatian lebih dari ayahnya.

Pada suatu hari, Yusuf bermimpi bahwa bintang-bintang dan bulan serta mentari menyembahnya. Ia bercerita tentang mimpinya kepada keluarganya, yang semakin membuat saudara-saudaranya iri.

Suatu hari, ketika saudara-saudara Yusuf pergi menggembalakan domba, ayahnya meminta Yusuf untuk pergi menemui mereka dan mengecek bagaimana keadaannya. Yusuf pun pergi mencari saudara-saudaranya.

Saudara-saudaranya melihat kedatangan Yusuf dari kejauhan. Mereka merencanakan untuk membunuh Yusuf. Namun, salah seorang di antara mereka, Ruben, tidak setuju dengan ide tersebut dan mengusulkan agar Yusuf dimasukkan ke dalam sumur yang kosong.

Mereka pun mencopot jubah indah Yusuf dan memasukkannya ke dalam sumur yang kering. Kemudian mereka menyaksikan dari jauh sambil merencanakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ruben berharap ia bisa menyelamatkan Yusuf nanti.

Tiba-tiba, mereka melihat kafilah dagang Midian dan Yehuda mendapat ide untuk menjual Yusuf sebagai budak kepada mereka. Maka, mereka pun menarik Yusuf keluar dari sumur dan menjualnya ke kafilah tersebut.

Kemudian saudara-saudaranya merendam jubah Yusuf dalam darah domba dan membawanya kepada ayah mereka, Yakub. Mereka mengatakan bahwa Yusuf telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas. Yakub sangat sedih mendengar hal ini.

Sementara itu, Yusuf dibawa ke Mesir dan dijual sebagai budak kepada seorang pejabat bernama Potifar. Yusuf bekerja keras dan bertanggung jawab, sehingga ia mendapat kepercayaan dari Potifar.

Namun, istri Potifar mencoba untuk merayu Yusuf, tetapi ia menolaknya. Ia pun marah dan menuduh Yusuf mencoba memperkosanya. Karena itu, Potifar memenjarakan Yusuf.

Di penjara, Yusuf dikenal sebagai orang yang jujur dan bertanggung jawab. Ia pun diberi tugas untuk mengurus tahanan yang lain. Suatu hari, dua tahanan bercerita tentang mimpinya kepada Yusuf. Mereka percaya bahwa Yusuf bisa menafsirkan mimpinya.

Yusuf pun menafsirkan mimpi kedua tahanan tersebut. Ia mengatakan bahwa salah satu di antara mereka akan dibebaskan dan kembali bekerja untuk raja, sementara yang lain akan dihukum mati. Dan ternyata, tafsiran Yusuf benar.

Kemudian, Firaun Mesir juga bermimpi dan tidak ada orang yang bisa menafsirkan mimpinya. Salah satu tahanan yang pernah Yusuf tolong mengingat Yusuf dan menceritakan tentang kemampuannya kepada Firaun.

Yusuf pun dikeluarkan dari penjara dan dibawa ke hadapan Firaun. Ia menafsirkan mimpi Firaun bahwa akan ada tujuh tahun masa panen yang baik, diikuti oleh tujuh tahun kelaparan yang hebat.

Firaun sangat terkesan dengan Yusuf, dan menjadikannya pejabat tinggi di Mesir yang bertanggung jawab atas persediaan makanan. Yusuf pun mengumpulkan makanan selama tujuh tahun masa panen baik untuk menghadapi tujuh tahun kelaparan yang akan datang.

Ketika kelaparan datang, rakyat Mesir meminta bantuan Firaun untuk memberikan makanan. Yusuf pun membantu menyediakan makanan untuk mereka, sehingga banyak orang terhindar dari kelaparan. Bahkan, kelaparan ini juga melanda tempat keluarganya tinggal.

Ayah Yusuf, Yakub, mendengar ada persediaan makanan di Mesir, lalu meminta sepuluh anaknya pergi ke Mesir untuk membeli makanan. Benyamin, adik Yusuf, dilarang pergi oleh ayah mereka karena takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Saudara-saudara Yusuf pun pergi ke Mesir dan bertemu dengan Yusuf. Namun, mereka tidak mengenali Yusuf karena sudah lama tidak bertemu dan ia kini memiliki kekuasaan di Mesir. Yusuf pun menyamar sebagai seorang bangsawan Mesir.

Ia menanyai saudara-saudaranya tentang keadaan keluarga mereka dan mengetahui bahwa ayah dan adiknya masih hidup. Yusuf pun menyuruh saudara-saudaranya membawa Benyamin ke Mesir dan membuat rencana untuk menguji mereka.

Yusuf menyembunyikan cawan miliknya di dalam karung gandum Benyamin, lalu menuduh saudara-saudaranya mencuri. Mereka dibawa kembali ke hadapan Yusuf, dan ia mengancam akan menjadikan Benyamin budak karena pencurian tersebut.

Yehuda, salah satu saudara Yusuf, bersedia menjalani hukuman menggantikan Benyamin karena ia tidak tega melihat ayah mereka bersedih jika Benyamin tidak kembali. Yusuf sangat terharu melihat kesetiaan saudara-saudaranya.

Ia pun mengungkapkan identitas sebenarnya kepada mereka dan memberitahu mereka bahwa ia adalah Yusuf, yang dulu mereka jual sebagai budak. Saudara-saudaranya merasa takut dan terkejut, namun Yusuf mengatakan bahwa ia sudah memaafkan mereka.

Yusuf meminta saudara-saudaranya untuk kembali ke rumah dan mengajak ayah serta seluruh keluarga mereka tinggal di Mesir. Mereka pun kembali ke rumah dan memberitahu Yakub bahwa Yusuf masih hidup dan menjadi pejabat tinggi di Mesir. Yakub sangat bahagia mendengarnya.

Keluarga Yusuf pun pindah ke Mesir dan tinggal di tanah Gosyen yang subur. Mereka hidup bahagia bersama dan bebas dari kelaparan. Yakub pun meninggal di tanah Mesir, dikelilingi oleh semua anak dan cucunya.

Kisah Yusuf mengajarkan kita tentang pengampunan, kesetiaan, dan kasih sayang. Meskipun mengalami banyak kesulitan, Yusuf tetap percaya pada Tuhan dan akhirnya bisa menyelamatkan keluarganya dari kelaparan.